KISAH UMMI SALAMAH SEORANG ISTRI YANG CERDAS
Sahabat Ummi, bagi seorang wanita muslim, kecerdasan adalah sebuah keharusan terlebih lagi jika telah menjadi seorang istri dan ibu dari anak-anaknya. Seorang istri dalam rumah tangga berkedudukan sebagai ratu sekaligus penasehat dari seorang raja yang tak lain adalah suaminya.
Ia juga merupakan pemimpin dan madrasah ilmu bagi anak-anaknya. Jika seorang wanita tidak memiliki kecerdasan dalam dirinya bagaimana ia dapat menjadi seorang istri yang cerdas. Dan jika ia tak mampu menjadi istri yang cerdas, bagaimanakah ia mampu menjadi seorang ibu cerdas yang akan melahirkan anak-anak cerdas?
Pada zaman modern sekarang, ada banyak prototype wanita cerdas yang dapat kita teladani baik secara pemikiran maupun kepribadian. Namun sebagai muslim kita juga wajib mengetahui bahwa sejak masa kenabian, Allah Swt telah menciptakan begitu banyak wanita cerdas yang menjadi teladan bagi umat muslim khususnya wanita. Salah satunya adalah Ummu Salamah r.a.
Dialah Hindun binti Salamah, atau lebih dikenal dengan Ummu Salamah, istri Rasul yang terkenal tidak hanya karena wajahnya yang jelita tetapi juga karena kecerdasan pikiran dan kepribadiannya. Kecerdasan Ummu Salamah adalah teladan yang penting untuk dicontoh oleh seluruh wanita muslim di seluruh dunia. Kecerdasan yang tidak hanya membawa pengaruh positif bagi dirinya tetapi juga bagi masyarakat di sekitarnya. Lantas bagaimanakah gambaran kecerdasan Ummu Salamah ra yang sebaiknya ada dalam diri wanita saat ini? Yuk kita intip Sahabat Ummi!
1.Wanita tempat bermusyawarah dan pemberi nasehat Pada masa Kenabian ketika Rasul selesai menandatangani perjanjian Hudaibiyah dengan kaum musyrikin, beliau bersabda “Berdirilah kalian untuk melakukan pemotongan hewan kurban, lalu cukurlah rambut kalian”
Mendengar perintah Rasul tidak ada satupun yang bangkit di antara mereka sampai Rasul SAW mengulangi perkataannya 3 kali. Beliau kemudian masuk ke dalam tendanya untuk menemui Ummu Salamah ra. Beliau kemudian menceritakan apa yang dialaminya.
Mendengar hal tersebut Ummu Salamah berkata “Wahai Nabi Allah, apakah Engkau menyukainya? Keluarlah dan jangan berbicara dengan seorangpun dari mereka, sampai Engkau menyembelih untamu dan engkau menyuruh tukang cukur untuk mencukur rambutmu”
Rasulullah Saw lalu keluar dari tendanya dan tidak berbicara kepada seorangpun dari sahabatnya sampai beliau melakukan semua yang seharusnya dilakukan. Ketika para sahabat melihat hal tersebut mereka segera bangkit dan menyembelih hewan kurban mereka serta mencukur rambut mereka (HR Bukhari)
Dari riwayat tersebut kita dapat mengetahui bahwa kecerdasan yang dimiliki Ummu Salamah adalah ia mampu memberikan nasehat yang baik serta mampu menjadi tempat bermusyawarah oleh rasul.
Oleh karena itulah sebagai wanita kita tentu harus memiliki pengetahun dan wawasan yang luas agar dapat menjadi tempat mencari solusi terbaik atas setiap problematika yang dihadapi orang-orang di sekitar kita. Tidak hanya itu, kemampuan kita dalam berpikir dan memberikan usul serta saran akan menguatkan keyakinan dan kedudukan suami kita, seperti dicontohkan oleh Ummu Salamah yang menguatkan kedudukan Rasul.
2.Taat pada perannya membantu da’wah suami
Nabi Muhammad SAW tidak pernah menyembunyikan apapun dari para istrinya. Kegembiraan maupun kesedihannya selalu disampaikannya dengan terbuka.
Termasuk peristiwa yang terjadi ketika perjanjian Hudaibiyah, beliau menyampaikannya kepada Ummu Salamah. Beliau menceritakan kesedihannya karena para sahabat yang tidak mau menuruti perintahnya. Namun apa yang dilakukan Ummu Salamah? Beliau tidak terbawa emosi dan menambah kesedihan nabi. Ummu Salamah justru memberikan saran terbaiknya kepada Nabi yang akhirnya mampu menguatkan posisi nabi sebagai pemimpin yang harus selalu menjadi teladan bagi umatnya.
Disitulah keberhasilan seorang Ummu Salamah dalam ketsiqohannya membantu sang suami berda’wah. Ketika suami membutuhkan penyeimbang yang mampu mengokohkan kaki dan hatinya dalam perjuangan menegakkan kalam Ilahi, istri harus selalu siap menemani dalam kondisi apapun dan membantu memberikan solusi terbaik untuk setiap permasalahan yang dihadapinya.
3.Wanita yang ide dan pemikirannya tidak diremehkan Rasul
Telah kita ketahui bahwa Rasul adalah makhluk Allah yang paling berakal dan cerdas pemikirannya. Dengan mudah Rasul akan mampu menyelesaikan setiap permasalahan yang dihadapi. Hal itu tidak lain karena kecerdasannya dan juga rahmat Allah yang selalu membimbing Rasul melalui perantara Jibril atau bahkan secara langsung.
Tidak hanya itu, di samping Rasul pun ada sahabat sekaliber Abu Bakar, Umar, Ali, Utsman dan sahabat lainnya yang ide dan strategi da’wahnya tidak diragukan lagi. Namun, di antara ratusan bahkan ribuan sahabat-sahabat Rasul, ada sosok Ummu Salamah yang ide dan pemikirannya tidak pernah diremehkan Rasul.
Ummu Salamah adalah sosok wanita yang dikenal sebagai pribadi berinisiatif tinggi, bijaksana dalam menghadapai setiap permasalahan, dan berpikir progresif. Karena sifatnya itulah Rasul sering meminta pertimbangan dan sarannya ketika menemui masalah dalam hidupnya.
Kepribadian Ummu Salamah yang bijaksana dapat dilihat ketika ia berinisiatif mengajak para istri Rasul berdiskusi mengenai giliran berkunjung selama Rasul sakit. Ummu Salamah memberikan gagasan agar para istri Rasul saja yang bergiliran untuk bertemu Rasul dan bukan Rasul yang mengunjungi istri-istrinya.
Pada diskusi tersebut muncul pertanyaan rumah istri yang manakah yang akan yang menjadi tempat Rasul tinggal selama sakit dan menjadi tempat singgah istri lainnya? Tentu saja semua istri Rasul sangat ingin agar rumahnyalah yang menjadi tempat tinggal Rasul. Namun berbeda dengan Ummu Salamah. Dengan kebijaksanaan dan kebesaran hatinya ia menyarankan agar rumah Aisyah yang menjadi tempat tinggal rasul sekaligus tempat singgah istri rasul yang lain.
Alasan dari usul yang diajukan Ummu Salamah adalah karena Aisyah adalah istri yang paling disayang Rasul dan karena Aisyah adalah yang paling muda, sehingga dianggap masih memiliki fisik yang lebih kuat untuk merawat Rasul. Selain itu, rumah Aisyah adalah yang paling dekat dengan masjid sehingga lebih mudah bagi Rasul untuk shalat pada awal waktu di masjid.
Jika hal ini terjadi pada istri era saat ini, mungkin setiap istri akan saling berebut mendapatkan hak atas suaminya. Tetapi tidak dengan Ummu Salamah. Ide dan gagasannya selalu menjadi solusi bagi setiap masalah yang dihadapi Rasul dan keluarganya.
4.Wanita yang aktif berpartisipasi dalam peristiwa yang terjadi di masyarakat
Nabi SAW selalu melibatkan istrinya dalam peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di masyarakat. Kodrat sebagai perempuan tidak menghalanginya untuk berpartisipasi dan memberikan bantuan dalam urusan-urusan kaum muslimin. Diriwayatkan dari Ka’ab bin Malik RA-dia juga merupakan salah satu dari tiga orang yang diampuni oleh Allah SWT ketika tidak ikut dalam perang Tabuk. Ia berkata “Maka Allah SWT menurunkan ayat mengenai taubat kami yang diterima oleh SWT, melalui nabi-Nya pada sepertiga malam terakhir”
Pada saat itu Rasul sedang bersama Ummu Salamah, seorang yang memiliki kedudukan baik dan pemikiran yang cerdas. Nabi SAW memposthukan peristiwa tersebut kepada Ummu Salamah sebelum kepada yang lain. Namun ketika Ummu Salamah meminta untuk memposthukan kepada Ka’ab mengenai post tersebut Rasul meminta menundanya.
Hal itu mengindikasikan bahwa perempuan harus mampu berpartisipasi dalam setiap peristiwa yang terjadi dalam masyarakat. Memberikan pendapat dan saran meskipun apa yang terjadi tersebut tidak berkaitan langsung dengan dirinya.
Sahabat Ummi, sesungguhnya masih banyak contoh Ummul Mu’minin maupun shahabiyah yang dapat kita teladani. Namun dari contoh Ummu Salamah kita dapat mengambil hikmah penting bahwa wanita memiliki peran penting yang berkaitan dengan orang lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Nabi bahkan memerintahkan para sahabat untuk senantiasa melibatkan wanita dalam segala perkara mereka maupun yang muncul di masyarakat.
0 komentar:
Posting Komentar